SURABAYA - Covid-19 menjadi salah satu alasan lunturnya silaturahmi dikalangan masyarakat. Hal tersebut sangat memengaruhi keberlangsungan pendekatan emosional antar kerabat. Namun, siapa sangka terdapat banyak cara yang dapat dilakukan tanpa perlu terbebani pertemuan fisik yang menjadi anggapan umum masyarakat selama ini.
Fenomena tersebut diangkat dalam sebuah gagasan yang digarap oleh mahasiswa SIKIA Banyuwangi UNAIR dalam lomba Esai Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur. Januar Firmansyah mahasiswa FKH 2020 berhasil membawa pulang juara 1 dalam ajang perlombaan dengan event bertemakan Learn, Grow, and Contribute to Developing Better.
Dalam esai-nya, ia mengangkat gagasan mengenai hubungan antara pendekatan kontekstual teknologi, kesehatan mental, dan persaudaraan yang dikemas dalam bentuk desain program aplikasi berbasis macrodroid dengan penerapan Internet of Things (IoT). Januar menjelaskan, ide yang dibawanya tidak lepas dari permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya.
Seluruh isi esai yang digarapnya terselip kehidupan pribadi yang dialaminya. Dalam hal ini, sikap solidaritas daripada masyarakat yang semakin menurun menjadi suatu tantangan yang perlu dicermati guna mewujudkan masyarakat yang memiliki asas kebersamaan.
Hal tersebut terpikirkan oleh Januar untuk mengangkat garapan esai berupa pembuatan aplikasi yang dapat mempertemukan satu orang dengan orang yang lain. Gagasan yang diusung berupa program aplikasi sederhana berbasis IoT guna mempersatukan tali silaturahmi dengan diselipkan fitur menarik didalamnya. Hal tersebut diciptakan guna mendukung pendidikan, tali silaturahmi dan kesehatan mental di setiap kalangan masyarakat.
“Apalagi dengan adanya Covid-19, masyarakat bahkan sulit untuk bersilaturahmi secara langsung, ” ujarnya, Kamis (28/4/2022).
Dalam esai-nya, ia juga mencantumkan perihal Ukhuwah Islamiyah yang berarti persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal tersebut merupakan sesuatu yang harus diperhatikan serta dijunjung tinggi oleh kaum muslimin.
“Tapi, hal ini saya kembangkan menjadi suatu hal yang sifatnya universal, ” imbuhnya.
Baca juga:
Kiai Ihsan Jampes dan Kisah Ilmu Ladunni
|
Januar menjelaskan, aplikasi yang digagasnya bukan sekedar aplikasi virtual calling yang biasa digunakan banyak orang. Namun, terdapat beberapa fitur menarik yang dapat digunakan agar pengguna tidak merasa bosan ketika menggunakannya.
“Kerabat dan teman yang berada di kejauhan dapat dengan mudah menggunakan aplikasi tersebut tanpa merasa bosan. Sehingga dapat dirasakan kehadirannya secara langsung ketika menggunakan aplikasi berbasis IoT tersebut, ” ungkapnya.
Januar mengatakan, dalam pelaksanaan esai kali ini, keikutsertaan nya dikarenakan banyaknya waktu luang dan ketertarikan tema yang ditawarkan dalam lomba. Pasalnya, tema yang diangkat cukup relate dengan ide yang selama ini belum pernah dipublikasikan.
Selain itu, waktu pengerjaan esai dapat dikatakan cukup mendadak menurutnya. Perbedaan antara waktu WIB dan WITA nyaris membuat esai-nya telat dalam pengumpulan.
“Tepat tiga menit sebelum deadline pengumpulan, esai yang saya kerjakan baru terkumpul, ” tambahnya.
Dalam hal ini, Januar menegaskan, setiap proses yang dilaksanakan pasti membawa ilmu dan pengalaman yang berbeda-beda.
Januar berharap, reward yang didapatnya dapat menambah motivasi dan semangat bagi diri sendiri maupun mahasiswa SIKIA secara keseluruhan.
“Saya sangat bersyukur untuk segala hal yang saya dapatkan, hal ini bisa dijadikan awal untuk memenuhi salah satu tujuan yang saya impikan di masa depan. Semoga kedepannya dapat membawa nama baik kampus ke kancah nasional maupun internasional, ” pungkasnya. (*)