SURABAYA – Selain terkenal dengan wisata sejarahnya, Kota Blitar juga memiliki kekayaan cita rasa kuliner. Melalui pendekatan sinematik, mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember ikut mengenalkan kuliner khas Blitar lewat film dokumenter yang dibuatnya.
Mahasiswa bernama Masy’ Aril Aulia Firman Andrianto atau kerap disapa Aril ini mengaku membuat film dengan judul Legenda Kuliner Patria berawal dari keresahannya karena banyak masyarakat lokal yang belum mengenal keberagaman kuliner kotanya. “Jadi tidak hanya menikmati sejarah kotanya saja, wisatawan yang mungkin berkunjung ke Blitar harusnya juga bisa mengenal dan menikmati kulinernya, ” ujarnya, Minggu (12/6/2022).
Kuliner khas Blitar yang diangkat dalam film ini seperti ice drop, es pleret, dawet serabi, iwak kali, tahu bumbu lawu, dan wajik kletik. Masing-masing durasi dari alur dalam film ini diformulasikan dapat mewakili visualisasi setiap jenis kuliner tersebut. Mulai dari ciri masing-masing kuliner hingga cara produksinya. Setiap kuliner yang ditampilkan pun memiliki filosofi yang sarat akan makna.
Masy’ Aril Aulia Firman Andrianto, mahasiswa Desain Komunikasi Visual ITS yang meraih Juara 1 Erlangga Art Awards 2022 kategori Film Dokumenter Terbaik
Film yang ia gunakan sebagai hasil Tugas Akhir (TA) kuliahnya ini diproduksi selama tujuh bulan dengan ide dan konsep yang sudah dirancang sejak awal tahun 2021. Tidak berhenti disitu, ia pun membawa karyanya ini mengikuti Erlangga Art Awards 2022. “Alhamdulillah diapresiasi dengan baik dan meraih Juara Pertama Nasional Film Dokumenter Terbaik, ” jelas mahasiswa angkatan 2018 ini.
Aril sendiri berperan sebagai produser dan sutradara sekaligus konseptor pada film ini. Ia mengajak beberapa temannya yang terdiri dari beberapa siswa SMA binaannya di Blitar. Bersama mereka, Aril membentuk rumah produksi B-Roll Studio. Rumah produksi tersebut menjadi wadah baginya untuk membina dan mengembangkan kemampuan siswa binaannya. “Karena saya liat mereka punya potensi di fotografi dan sinematografi, tapi selama ini belum terpenuhi fasilitas yang layak, ” tambahnya.
Melalui film ini, ia pun berharap dapat berperan penting untuk memperkenalkan kuliner khas Blitar tidak hanya kepada masyarakat lokal tapi juga ke seluruh masyarakat Indonesia. Film ini pun telah ditayangkan di Museum Nasional Indonesia sepanjang Mei dan Juni 2022. Pada 24 Juni 2022 nanti, film ini juga akan ditayangkan di CGV Blitar Square bertepatan dengan bulan Bung Karno. “Saya sangat antusias mengingat ini jadi momen menyebarluaskan film kita kepada masyarakat, ” pungkasnya dengan bangga. (*)
Reporter: Shauma Aulya ZahraRedaktur: Septian Chandra Susanto
Baca juga:
Kiai Ihsan Jampes dan Kisah Ilmu Ladunni
|