KKN Abmas ITS Adakan Pelatihan Ecoprint untuk Berdayakan Masyarakat

    KKN Abmas ITS Adakan Pelatihan Ecoprint untuk Berdayakan Masyarakat
    Proses penjemuran kain Ecoprint oleh para peserta KKN Abmas Ecoprint ITS

    SURABAYA – Tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan pelatihan pembuatan Ecoprint di Kelurahan Keputih, Surabaya. Kegiatan ini sekaligus berusaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lewat karya seni.

    Ecoprint sendiri merupakan salah satu cabang seni yang memanfaatkan tanaman sebagai objek pola dan pewarna kain. Kegiatan ini dilakukan juga berkaitan erat dengan kondisi lingkungan ITS yang rindang akan pepohonan. “Kita pikir daripada dedaunan yang sudah gugur itu terbuang sia-sia, lebih baik kita manfaatkan jadi karya yang cantik dan bermanfaat, ” jelas koordinator KKN Abmas ini, Dr Ir Setiawan, MS, Sabtu (30/7/2022).

    Melibatkan 16 mahasiswa KKN, kegiatan dilakukan berbentuk pelatihan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di sekitar ITS. Ibu-ibu yang tinggal di Kelurahan Keputih coba diberdayakan dengan memaksimalkan potensi dari Ecoprint yang saat ini tengah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

    Pembuatan Ecoprint dalam kegiatan ini pun dapat diselesaikan hanya dalam waktu sehari. Mulai dari persiapan kain dan dedaunan yang diperlukan, penyusunan daun di atas kain yang telah disiapkan hingga tahap pengukusan. Ecoprint sendiri juga sama sekali tidak menggunakan bahan sintetis dalam pembuatannya. “Jadi benar-benar memanfaatkan warna alami seperti dari daun jati, secang, atau delima, ” tambah dosen Departemen Statistika ITS ini.

    Sesi foto bersama Mahasiswa KKN, dosen pendamping, pelatih Ecoprint, serta Ketua AEPI Jawa Timur.

    Setiawan, sapaan akrabnya, mengaku pembuatan Ecoprint sendiri terkesan terlihat rumit. Terutama saat proses penyusunan daun di atas kain dimana hal itu menentukan pola hasil kain saat selesai nanti. Namun para peserta pelatihan diakui sangat bahagia saat melihat hasil akhir yang didapatkan. “Setiap daun yang ditempel mengeluarkan pola yang berbeda dan unik, sehingga satu sama lain tidak ada yang sama, ” paparnya.

    Pria yang juga menjadi Kepala Laboratorium Analitika Data Ekonomi dan Finansial Departemen Statistika ITS ini mengatakan bahwa kegiatan ini tidak berhenti di pelatihan saja. Namun ada kegiatan lanjutan berupa pendampingan mulai dari proses produksi, pemodalan, juga pemasaran baik secara digital maupun konvensional. “Saya optimis para peserta bisa menguasai Ecoprint dengan baik melalui kegiatan ini, sehingga dapat semakin sejahtera kedepannya, ” pungkasnya dengan yakin.

    Ketua Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) Jawa Timur, Riamah Daulat, yang juga turut hadir dalam kegiatan pelatihan ini mengungkapkan bahwa dengan adanya KKN Abmas ini merupakan suatu kesempatan yang sangat baik ditengah tren Ecoprint yang semakin marak. “Saya harap ibu-ibu peserta dapat menyerap ilmu dengan baik, bahkan mengimplementasikannya sebagai peluang bisnis yang bisa dilakukan, ” jelasnya. (*)

    Reporter : Faadhillah Syhab Azzahra

    Redaktur: Septian Chandra Susanto

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Peneliti Sosiologi : Pandemi Pengaruhi Kesehatan...

    Artikel Berikutnya

    Kejari Kota Kediri Launching Satgas Pemberantasan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Koramil Mantup Bersama Petani Percepat Masa Tanam Padi
    Resmi Ditutup TMMD ke-122 Berhasil Bangun Jalan Tembus Desa Pagung Menuju Desa Tiron
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru

    Ikuti Kami