SURABAYA – Esai menjadi salah satu persyaratan yang krusial untuk melamar beasiswa. Sayangnya, tak jarang ditemui banyak pelamar masih kurang cakap dalam menulis esai mereka. Berkaca dari hal ini, Nisa Sri Wahyuni SKM MSc, membagikan tips menulis esai yang baik untuk meningkatkan peluang meraih beasiswa.
Ia menjelaskan bahwa cerita diri, pengalaman, kelebihan dan kekurangan, serta kontribusi pelamar ke depannya menjadi topik penting yang tidak boleh dilupakan untuk ditulis di dalam esai beasiswa. “Jadi, pelamar harus bisa memahami diri mereka sendiri dan menuliskan semua topik tersebut dengan baik, ” ungkap wanita yang meraih gelar magisternya di Imperial College London dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ini.
Nisa, sapaan akrabnya, juga menuturkan bahwa dalam memahami diri sendiri dapat dimulai dengan bersikap jujur. Sikap jujur yang dimaksud dalam hal ini ialah dengan tidak berupaya mengarang atau bahkan merekayasa isi dari topik-topik tersebut. “Dan yang patut diingat adalah tulisan itu mencerminkan kejujuran penulisnya, ” ujarnya.
Nisa Sri Wahyuni SKM MSc menegaskan pentingnya kejujuran dalam menulis esai
Kejujuran pelamar dalam esai juga diperlukan dalam menulis topik kontribusi setelah meraih beasiswa. Nisa menyarankan agar para pelamar menulis dengan jujur sesuai dengan kapasitas diri masing-masing dalam menulis topik tersebut. Hal itu nantinya juga akan memudahkan pelamar dalam merealisasikannya pasca memperoleh beasiswa. “Dan jangan lupa untuk menjelaskan alasan kenapa kalian ingin berkontribusi seperti itu, ” cetusnya alumnus Universitas Indonesia ini.
Beberapa topik yang dibahas pun tidak harus ditulis dengan sangat terperinci. Pada bagian pengalaman misalnya, cukup satu atau dua pengalaman dengan kesan yang paling berpengaruh bagi perkembangan diri pelamarlah yang perlu diangkat dalam tulisan esai. “Pelamar harus cerdas dalam memilih dan menuliskan pengalamannya agar pembaca yakin bahwa pelamar layak untuk mendapat beasiswa, ” imbuhnya.
Ia pun berpesan kepada seluruh pelamar beasiswa agar menunjukkan usaha terbaiknya dalam mengikuti proses seleksi beasiswa, termasuk di dalamnya menulis esai. “Tentu selalu ada jalan bagi orang-orang yang berusaha dengan baik, ” pungkas wanita yang juga menjadi konsultan di salah satu kantor World Health Organization (WHO) di Indonesia ini. (*)
Reporter : Irwan Fitranto
Redaktur: Septian Chandra Susanto