SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali gencarkan kerja sama untuk mengembangkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat desa. Hal ini diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara ITS dengan Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi di Gedung Rektorat ITS, Rabu (30/3/2022).
Hadir pada acara penandatanganan tersebut Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi beserta Sekretaris Badan, Kepala Pusat Pengembangan Daya Saing Desa, Kepala Pusat Pengembangan Kebijakan Pembangunan Desa, Kepala Pusat Penyusun Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa, dan Kepala Pusat dan Informasi Pembangunan Desa.
Baca juga:
Kiai Ihsan Jampes dan Kisah Ilmu Ladunni
|
Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Dr Ivanovich Agusta SP MSi menyampaikan, melalui kerja sama dengan ITS khususnya bidang Sustainable Development Goals (SDG) Desa, mampu membantu Kementerian Desa dalam pengembangan teknologi desa. Sebagai salah satu contohnya adalah dengan mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) untuk penemuan-penemuan desa.
Lelaki yang akrab disapa Ivan ini menuturkan, di desa terdapat banyak pengetahuan dan inovasi yang belum mendapatkan sertifikat. Hal ini menyebabkan pemerataan teknologi di desa belum merata, sehingga banyak desa yang masih terbelakang. “Oleh karena itu, melalui ITS kami sangat terbantu untuk mendapatkan HaKI, ” ungkap Ivan.
Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Dr Ivanovich Agusta SP MSi (kanan) bersama Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD.
Ivan menjelaskan bahwa keunggulan bekerja sama dengan perguruan tinggi, khususnya ITS karena memiliki pengembangan teknologi dan inovasi yang maju sehingga mudah untuk mengaplikasikan kepada masyarakat luas. “Pengaplikasian seperti pada Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa, ” tuturnya.
Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menyampaikan bahwa melalui kerja sama ini ITS akan memanfaatkan data dan teknologi yang sudah ada untuk mengembangkan formula dan indikator guna mengukur pencapaian SDG Desa. Selain itu, ITS juga membuat strategi pemberdayaan desa agar inovasi dan pengembangan desa dapat berjalan dengan baik.
Foto bersama jajaran pimpinan ITS dan jajaran pimpinan Kementerian Desa usai acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama di Gedung Rektorat ITS.
Lebih lanjut, dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini mengatakan bahwa setelah menemukan formulasi dengan indikator pencapaian SDG Desa akan dilakukan evaluasi untuk menentukan inovasi dan solusi yang sesuai agar dapat diaplikasikan pada desa tersebut. “Sehingga pembangunan desa dapat terlaksana dengan baik, ” ujarnya.
Harapannya melalui kerja sama ini agar dapat dibentuk program-program untuk membantu pemberdayaan desa seperti perencanaan dan administrasi, sehingga tidak ada lagi desa-desa yang terbelakang. “Saya yakin melalui kerja sama ini ITS sangat mampu untuk membantu memberdayakan desa, ” tandas Bambang optimistis. (HUMAS ITS)
Reporter: Regy Zaid Zakaria